BLUE. Saat melihat cowok itu di sudut Live House, entah mengapa terlintas kalimat itu di kepala.
* * *
"Blue!"
Waktu melihat dia untuk pertama kalinya entah mengapa muncul kalimat itu dibenakku. Di tengah suasana temaram Live House,di antara orang banyak hanya pemuda itu yang entah mengapa dimataku dia nampak diliputi sinar biru.
Saat itu musim gugur, lima bulan sebelum ujian masuk SMU selesai dan aku masih kelas tiga SMP. Untuk pertama kalinya dalam hidup ini aku pergi ke Live House dan bertemu dengan Mark Feehily, si Blue.
"Hana,aku gemetaran,pulang saja,yuk?" pintaku ke Hana yg duduk disebelahku.
"Gimana,sih,kan udah mau mulai."
"Tapi..."
Di tengah ramainya pengunjung,aku duduk dengan gemetaran. Ini adalah pengalaman pertamaku mengunjungi Live House.
"Kamu payah! Tunggu disini,ya,aku belikan minum dulu," ujar Hana,lalu berdiri dan berjalan menyeruak kerumunan menuju snack corner yg ada dibelakang aula.
Aku yg ditinggal sendiri sambil menggenggam erat kedua tangan yg mendingin menatap ke sekeliling aula.
Serombongan cowok-cowok berambut cepak dan bercelana jins bolong-bolong berjalan kesana-kemari. Lalu,cewel-cewek hilir mudik dengan memakai rok ketat warna pink,rambut di cat dua warna,dan masih banyak lagi. Penampilan mereka sangat mencolok,aku bagaikan berada di dunia lain.
Saat ini pastilah aku yg tersuram. Bajuku hanya blus putih berkerah dengan rok jins dan sepatu putih kulit. Padahal aku sudah berusaha untuk dandan secantik mungkin tapi dandanan mereka lebih cantik. Harusnya tadi aku tidak usah datang,kata batinku.
Ya, itulah aku Isabella Fernandez. Kemampuanku di sekolah biasa saja dan kelebihan yg kupunyai hanyalah aku bisa memasak selezat masakan Mama. Selebihnya tidak ada. Tinggiku hanya 158cm,tampangku jga biasa saja, hanya saja aku keturunan Spanyol karena ayahku murni orang sana. Seumur hidup aku selalu menuruti perintah orangtua dan guru.
Aku dan Hana berteman akrab sejak masuk SMP. Sifat kami sangat bertolak belakang. Hana,suka dandan dan pemberani,wajahnya yg cantik membuatnya gampang bersahabat dengan siapa saja. Dan yg akan tampil di Live House adalah pacarnya yg anak kuliahan. Aku ingin bisa seperti Hana,tapi entah kenapa sulit sekali menirunya.
"Maaf,ya. Aku ada les jadi tidak bisa."tolakku.
"Gitu,ya? Ya sudah'" jawab Hana ringan.
Hana punya prinsip "Going my way",jadi dia tidak akan pernah memaksakan kehendaknya ke orang lain karena baginya "Aku adalah aku,dia adalah dia". Setiap kali dia mengajakku pergi dan kutolak,Hana hanya tersenyum. Selama tiga tahun bersahabat dengannya, Hana tidak pernah memaksakan kehendaknya.
Sekarang aku menyesal menolak ajakannya. Semoga kali ini Hana mengajakku sekali lagi. Aku belum pernah pergi ke Live House,boleh kan mencoba datang sekali saja,jadi tidak ada salahnya kutoreh sedikit warna baru dalam kehidupanku. Isabella harus bangkit menyongsong masa depan.
Sejak itu tiba, aku terus berdoa semoga diajak Hana lagi. Akhirnya saat kami hendak berpisah di persimpangan jalan, tiba-tiba Hana bertanya,"Bella,serius tidak mau pergi?"
Tanpa banyak pikir,aku langsung menjawab,"Ikut!!"
"Oke." Hana tersenyum lebar. "Kalau begitu setelah sampai rumah,cepat ganti baju lalu kita bertemu di stasiun jam 16.30."
Mendengar itu aku segera melesat pulang lalu ku buka lemari pakaian. Juga kupakai topi sebagai pelengkap,serta tas ransel untuk pergi les.
"Mama,aku pergi les,ya!" pamitku.
"Hah! Kamu mau pergi les dengan pakaian seperti itu?" tanya Mama,heran.
*** To be continue***
Well,apakah Bella berhasil pergi ke Live House bersama Hana..
Atau,malah Bella ketahuan berbohong oleh Mama'nya..????
Tunggu cerita selanjutnya yha..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar