Rabu, 08 Agustus 2012

*BLUE* (Chapter II)

**Flashback** 

Mendengar itu aku segera melesat pulang,lalu ku buka lemari pakaian. Juga kupakai topi sebagai pelengkap,serta tas ransel untuk pergi les.. 

*** 

"Mama,aku pergi les,ya!" pamitku. 
"Hah! Kamu mau pergi les dengan pakaian seperti itu?" tanya Mama,heran. 
"Iya,Ma. Hehehe"jawabku 
"Ya sudah. Hati-hati,ya" jawab Mama. 

*** 

Di atas panggung,pemain band yg sebentar lagi tampil,telah selesai mencek volime suara. Tapi Hana yg pergi beli minuman,belum juga kembali. Mungkin dia antri. 
Aku yg tidak biasa di tempat seperti ini makin gemetaran. Hana,kemana kamu? 
Karena risau aku bergegas berdiri mencarinya. Waktu berdiri itulah aku melihat dia yg ada di sudut aula temaram ini. 

Begitu melihatnya,mataku menatap sekilas cahaya biru yg semakin lama melebar sampai ke tembok. 
Blue,tubuhku yg gemetaran makin gemetar dan di benakku melintas kata itu. 
Blue,warna itu mewarnai tembok semen tempat cowok itu bersandar. Usianya kira-kira sepantaran aku,memakai T-shirt belel dan celana jins. Sebenarnya tidak ada yg istimewa dari penampilannya,tapi ada kharisma khusus dari dirinya yg menarik perhatianku. Wajahnya agak imut,bola matanya polos. Dengan santai dia menyandar di tembok dan duduk di lantai sambil menyelonjorkan kaki. Cewek-cewek yg berdiri di dekat sana berbisik-bisik seru sambil memperhatikannya. Dia jadi bahan obrolan mereka. Walaupun begitu si Blue tetap saja duduk dengan cuek. Tingkahnya membuat hatiku tenang. 
"Belllllaaaa!" 
Ah,ternyata Hana sudah ada disampingku,duduk dengan tenang di bangku sambil memegang gelas jus jeruk. 
"Maaf,ya. Konternya penuh jadi...Kamu kenapa?"tanyanya sambil menyodorkan segelas jus jeruk. Dia menatapku tajam. 
Aku tidak memedulikan pertanyaannya dan terus memperhatikan dia. 
"Eh? Ternyata dia penyebabnya,ya," kata Hana saat mengikuti arah pandanganku. 
"Kamu kenal?" 
"Tidak begitu kenal,sih. Tapi dia sering datang kesini dan memang dia selalu menarik perhatian. Namanya Mark." 
"Oh." 
Namanya Mark. 
"Kenapa? Kamu suka?" 
"Eh?" 
Pertanyaan Hana itu membuat wajahku memerah,lalu lampu Live House padam dan sedetik kemudian seluruh cahaya lampu mengarah ke atas panggung. 
Gendang telingaku menangkap petikan gitar yg keras. Pengunjung serta merta berdiri lalu bersorak riang. Sementara mata pengunjung mengarah lurus ke panggung,pandangan mataku malah mencari sosok si Blue. Dan begitu menemukannya,tatapanku tidak lepas sedikitpun darinya. 
Tak terasa permainan band telah usai. 
"Terima kasih. Sampai jumpa lagi," pamit pemain band yg akan mundur dari panggung. 
Aku sama sekali tidak memperhatikan para pemain band itu. 
"Bagaimana? Mereka itu masih amatir tapi lumayan,kan?" tanya Hana, membuatku kembali ke alam sadar. 
"Ya," jawabku datar karema sedang sibuk mencari-cari sosoknya yg tenggelam di antara barisan pengunjung yg hendak pulang. 

Dalam hati aku berdoa semoga pengunjung yg lain cepat pulang. Aku ingin melihat sosok Mark itu sekali lagi,tapi sosoknya hilang begitu pengunjung yg lain keluar semua. 
Tubuhku langsung lemas hingga jatuh terduduk di bangku. Tak terasa air mataku mengalir. Lho,kenapa ini? 
"Hei! Kamu kenapa nangis?" 
Hana,aku sendiri tidak tahu. 
"Bella..." 
Suara Hana yg khawatir terdengar sayup-sayup. Jantungku bergetar tidak beraturan. Baru kali ini aku merasa aneh begini. Apakah ini yg namanya jatuh cinta pada pandangan pertama. 

Sejak hari itu hingga lima bulan sampai ujian masuk SMU selesai,aku ridak pernah menginjak Live House lagi. 
Mama akhirnya tahu tentang petualanganku hari itu,lalu aku diberi nasehat panjang lebar. Sampai hari ujian masuk SMU selesai,aku dilarang main. Bella yg polos dengan patuh menjawab,"Ya." 
Setiap hari,aku terus memikirkan cowok itu. Baik di rumah, di tempat les, di sekolah,bahkan saat guru menerangkan tentang ujian masuk SMU dan bagaimana cara belajar yg benar. Begitu juga saat di dalam kereta yg padat,tetap saja pikiranku mengarah ke dia. Ke manapun aku pergi sepertinya diri ini diterpa angin yg biru. Hatiku terasa sangat berat. 

Bulan April,saat masuk ke SMU pilihan,aku bertemu lagi dengan Hana tanpa sengaja. 
"Belllaaaa." 
Aku segera menoleh ke arah suara Hana. 
Hari ini upacara penerimaan murid baru. Aku menggenggam tangan Hana sambil menatap pengumuman pembagian kelas di depan papan pengumuman. 
"Hana,kita sekelas lagi." 
"Serius? Asyik!" 
Di barisan nama-nama murid kelas 1D tertera nama Isabella Fernandez dan Hana Charlotte Adam. Syukurlah,tadinya kami pesimis bisa sekelas lagi. 
"Di kelas 1D itu hanya kita berdua yg berasal dari SMP yg sama." 
Anak seperti aku dan Hana yg baru masuk ke lingkungan sekolah ini pasti akan dipandang sebelah mata. Makanya aku senang bisa bersama Hana yg pemberani. 

Aku terus memperhatikan deretan nama-nama lainnya. Saat mataku mengarah ke deretan nama cowok, di sana ada nama Mark Feehily. Jantungku langsung berdetak kencang. Aku seperti menemukan sesuatu yg berharga,padahal nama Mark sangatlah umum di Irlandia. Bisa saja nama panjangnya bukan Mark Feehily. Tapi jantungku terus berdetak kencang dan saat upacara murid baru berlangsung,mataku terus mengawasi barisan anak kelas 1D tanpa menghiraukan pidato kepala sekolah dan wakil orangtua murid. 

Setelah upacara selesai dan masuk ke kelas masing-masing,untuk kesekian kalinya aku kembali beraksi memperhatikan satu persatu tampang teman sekelas. Tapi tetap saja aku tak menemukan tampang Mark. Lemas,deh. 
Seperti saat aku kehilangan sosoknya di Live House waktu itu. Bella payah. Di dunia ini tidak mungkin ada kebetulan semudah ini. Kemungkinan Mark adalah Mark Feehily itu satu banding seribu. Kalau pu benar,berarti mukjizat. 
Saat wali kelas mulai memberi pengarahan,tiba-tiba pintu kelas dibuka lebar dan aliran darahku langsung berhenti ketika melihat sosok yg muncul dan berdiri dipintu. 

***To Be Continue*** 

Kira-kira sosok yg baru muncul itu Mark apa bukannya??? 
Well,kita tunggu aja kisah Bella selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar