*** FLASHBACK ***
Mark menggengam tanganku dan mengajak lari.
“Woi, brengsek! Tunggu!“ teriak cowok itu ketika berhasil berdiri lagi.
Teriakan keras cowok itu tidak terdengar sedikitpun di telingaku. . .
***
Sebuah taman kecil yang ada disebuah gedung di Sligo. Kami terus berlari sampai ke taman itu. Dengan napas tersengal-sengal kami duduk di sebelah papan perosotan yang ada di atas pasir. Untuk beberapa saat bunyi napas yang tersengal-sengal saling berkejaran. Lalu kami saling bertatapan dan tertawa bersama. Tertawa yang tidak jelas penyebabnya. Mungkin kami tegang, lega, atau senang. . .
“Aku tidak sengaja menendang si brengsek itu!“
“Eh, tampaknya si brengsek itu tadi kesakitan, ya.“
Untuk pertama kalinya aku melihat senyum Mark. Senyuman itu membuatku bahagia.
Akhirnya setelah tawa kami berhenti, suasana jadi sunyi-senyap.
Benakku jadi kosong. Aneh! Kenapa aku datang ke tempat ini bersama Mark.
“Mark?“
Dia tidak menjawab, hanya menguap. Lalu aku tanya sekali lagi.
“Mark?“
“Ya?“ jawabnya dengan tampang ngantuk.
“Kamu, kenapa? Ngantuk?“
“Sehabis minum beer lalu lari, kepalaku jadi pusing,“ ujarnya sambil mengedipkan mata.
“Mark, kenapa tadi bisa datang? Anggota yang lainnya mana?“
“Kak Brian dan yang lainnya. . .“
“Eh?“
“Kak Bri bilang kalau cewek jalan sendirian itu bahaya jadi lebih baik diantar sampai stasiun,“ jelas Mark dengan sedikit kesal.
“Oh. . .“
Pantas saja dia mengikuti dari belakang.
“Mark, terima kasih.“
Mark tidak menjawab apa pun.
Bunyi embusan daun pohon tertiup angin terdengar nyaring.
“Aku. . . Aku tahu kamu.“
“Eh?“
“Sejak masuk sekolah kamu terus. . .“
Detak jantungku berdegup kencang menebak kalimay berikutnya. Suara Mark yang mengantuk terdengar kembali.
“Sebenarnya sebelum masuk sekolah dari awal. . .“
“Mark?“ tanyaku dengan suara bergetar.
Sebenarnya aoa maksud ucapannya? Tapi tidak dijawabnya. Yang terdengar hanya bunyi dengkuran yang halus.
“Mark?“
Dia tertidur dengab bersandar di papan perosotan dan kaki menjulur lurus ke depan. Persis anak kecil yang letih bermain.
“Mark, payah! Tidak baik tidur di tempat seperti ini!“
Buru-buru aku berusaha membangunkan, tapi badannya menempel ke badanku dan kepalanya jatuh ke bahuku.
Degup jantungku makin kencang karena tidak menyangka akan berdekatan sedekat ini.
Helai demi helai rambutnya tersibak semua sehingga wajahnya jadi mendekat ke aku. Dari poninya tercium bau sampo dan foam.
Ini tidak baik. Biar bagaimanapun kami ini adalah cowok dan cewek! Mark dengan tenang tetap tidur tanpa peduli. wajah tidurnya yang tenang dan polos itu, membuatku ingin tertawa. Mark polos sekali tidur di bahu cewek. Seorang diri aku mengkhayalkan yang aneh-aneh. Tidak baik memang. Kejadian ini hanya sebuah oasis kecil di tengah keramaian kota.
Waktu mengalir dengan tenang seperti mimpi. Aku tidak jadi membangunkan Mark dab terus menatap wajah tidurnya ini.
Rasanya seperti ibu kucing yang menjaga anaknya tidur.
***
Prok! prok!
Tepuk tangan untuk pemain ancor terdengar untuk kedua kalinya.
Setelah pertunjukan kedua permainan lagu ancor di Live Spot Fun House selesai, giliran grup band Be Positive tampil.
“Sini!“
“Aku sudah tidak kuat. Ini melebihi kekuatanku.“
Semua anggota band basah oleh keringat.
“Kalian keren!“ ujarku sambil membagikan satu-persatu handuk. Khusus untuk Mark yang datang terakhir, aku bagikan handuk dan sport drink.
“Ini, Mark.“
“Ya.“
“Kenapa hanya Mark? Bella, curang...“
seru Kian.
“Jangan salah. Nanti bagan kalian juga ada!“ balasku, walaupun tahu Kian hanya menggoda. Si Kian yang tukang cari perhatian memang selalu begitu.
“Akhirnya Bella akan jadi manajer Mark!“
“Tidak Kak Bri!“
Kak Brian pemimpin band itu dan Nicky, pemain bass tersenyum penuh arti.
Mark dengan tenang minum sport drink tanpa peduli wajahku yang memerah karena kesal.
“Mark, katakan sesuatu!“
“Aku tidak ikutan.“
“Mark!“
*** TO BE CONTINUED ***
Hmmmm....
Kira-kira ada kejadian apalagi ya.
Tunggu aja kelanjutannya ya.
Comment sma like nya ya buat yg udah pada baca.
Paypay :*
*Dadah2 smbil gandeng Mark :P
Tidak ada komentar:
Posting Komentar